Perempuan, Seni dan Kesetaraan Gender
- hilyakhalishaaa
- Apr 22, 2022
- 2 min read
Lolies, apabila kita menelisik sejarah lebih dalam, ternyata beberapa dekade lalu perempuan bahkan tidak bisa memilih dalam pemilu, lho. Banyak sekali belenggu sosial, ekonomi dan hukum yang memenjara perempuan dari ruang bebas. Opresi struktural yang menyulut amarah namun memadamkan suara perempuan secara bersamaan. Sampai detik ini, butir-butir dari opresi struktural tersebut belum sepenuhnya luluh–perempuan masih menerima stigma, sanksi sosial dan ekspektasi yang lahir dari standar ganda.
Seni, Lolies, adalah salah satu medium katarsis bagi perempuan yang diinjak, dibelenggu dan dirampas haknya. Di sini, kita akan melihat peran seni sebagai katalis perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender.
Asal mula seni bertema feminisme di Barat dimulai pada akhir tahun 1960-an, saat feminisme “gelombang kedua” dimulai. Perempuan yang menciptakan seni dengan tema ini kemudian diidentifikasi sebagai proto-feminist. Contoh, pelukis seperti Eva Hesse dan Louise Bourgeois menciptakan seni yang membawakan cerita tentang domestikasi perempuan, kesulitan dalam menjadi perempuan, pengalaman-pengalaman pribadi sebagai perempuan walaupun mereka tidak mengidentifikasikan karya tersebut dengan nilai feminisme. Subjek-subjek ini kemudian menjadi referensi gerakan “Feminist Art” yang mulai menghasilkan karya di akhir tahun 1960-an.
Nah, penasaran kan Lolies?
The Feminist Art Of Cindy Sherman: 69 Untitled Film Stills


Karya oleh Cindy Sherman ini merupakan foto-foto di mana Cindy memperagakan seorang karakter. Namun pengambilan fotonya diambil dengan mengedepankan citra perempuan yang diseksualisasi. Cindy ingin menunjukkan stereotip male gaze yang ada di Hollywood, yaitu tendensi untuk melihat perempuan di media populer sebagai subjek yang diseksualisasi, di mana hal tersebut mengandung unsur objektifikasi.
Dalam seni ini, Cindy menggunakan properti seperti rambut palsu, dsb yang memiliki pesan bahwa konstruksi perempuan yang ditampilkan di layar Hollywood adalah palsu dan tidak mencerminkan perempuan sepenuhnya.
2. Judy Chicago’s Seminal Feminist Artwork: The Dinner Party

Instalasi Judy Chicago The Dinner Party adalah salah satu karya seni feminis yang paling terkenal. Instalasi seni ini terdiri dari meja yang diisi dengan keramik, tekstil, dan porselen yang memperingati wanita terkenal sepanjang sejarah. Ditetapkan sebagai segitiga, meja memiliki 39 piring yang masing-masing mewakili wanita tertentu. Beberapa wanita yang "duduk di meja" adalah Georgia O'Keeffe, Virginia Woolf, Emily Dickinson, Elizabeth I, Theodora, dan Sappho. Pelat juga dibentuk menyerupai alat kelamin wanita. Sebanyak 999 nama wanita lainnya ditulis dengan emas di lantai marmer di bawah meja. (dilansir dari The Collector)
Instalasi ini dikerjakan selama 4 tahun lamanya, dan merupakan salah satu karya fenomenal yang merayakan perempuan.
3. Frida Kahlo: Self Portraits

Frida Kahlo dikenal dengan karyanya ditajuk sebagai bentuk “self portraits”. Frida Khalo dianggap sebagai revolusioner sebab penggambaran perempuan yang ia lakukan tidak “sesuai” dengan standard konvensional yang biasanya diberikan kepada perempuan. Di sini, Frida Kahlo menunjukkan sisi “maskulin” dari perempuan, bisa dilihat dengan alis tidak rapih, rambut berantakan, dsb. Selain itu, Frida Kahlo juga mengangkat permasalahan seperti aborsi, keguguran, menyusui, dll.
4. Guerilla Girls, Do Women Have To Be Naked To Get Into the Met. Museum?

Dibentuk di New York City pada tahun 1985, Guerilla Girls adalah kelompok feminis, seniman wanita anonim yang menggunakan topeng monyet untuk menyamar. Mereka akan membuat karya-karya eksentrik yang kemudian ditempel di dekat museum atau galeri. Contoh nya adalah salah satu karya “Do Women Have To Be Naked To Get Into the Met. Museum?” yang merupakan kritik terhadap karya-karya yang menggambarkan perempuan yang tidak berbusana saja.
—
Nah Lolies, bisa dilihat bahwa perjuangan terhadap kesetaraan gender juga dibantu dengan seni!
Remember, art can change the world!
Referensi:
https://www.thecollector.com/feminist-art/
Comments