top of page

Manis nan bengis;

Bring Back the 00's | Poem
by Diva Ramadhani

732018_2x.jpg

courtesy painting of Edward Hopper

--

Pukul enam lewat empat puluh lima,
di antara raga yang merutuki senja di langit Jakarta yang tak seindah biasanya,
di antara sembilan atau sepuluh tanda tanya yang bergantung di kepala,
ia nantikan hari ini tuk ciptakan jumpa,
begitulah bagaimana senyumnya tercipta.


Mengetukkan jari di layar kecil segi empatnya,
menitip asa agar sang Tuan membawanya kembali ke angkasa.


Tetap saja,
detik waktu dan raganya dibawa meracau kemana-mana,
angannya hilang tenggelam di antara lipatan album nostalgia,


Biru lantas kelabu,
Tuannya membisu.
Perihal janjinya membawa cerita baru,
hanya semu yang tak hadirkan temu.


Kubiarkan waktu hangus jadi abu,
inginkan jawab atas segala tanya perihal di mana dan sedang apa.


Ternyata, nanti atau lain kali masih menjadi jawab paling abadi.


Iya, mungkin nanti,
Namun tetap kutunggu di sini
hadirlah lain kali,
bawalah imaji dan biarkan ku menanti.

senandikama ᅳ

--

divaramadhani318@gmail.com
INSTAGRAM: senandikama

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Spotify
bottom of page